RSS

Tuhan Tak Pernah Lelah, Mengapa Kita Harus Menyerah?

Pria muda itu berjalan dengan lunglai. Pandangannya kosong dan diwajahnya terlihat gurat kesedihan. Keramaian dunia seperti tidak dirasakannya sama sekali. Dia tidak peduli dengan sekitarnya, dan dia juga menyadari tidak ada yang peduli dengannya. Semua tampak asing baginya.

Dia lelah dengan hidupnya, dengan semua masalah yang datang dan tak pernah berakhir.
Dia merasa tak sanggup lagi menanggung penderitaan yang menerpa hidupnya.

Sepertinya memang tak ada tempat baginya di dunia ini. Yang terpikir olehnya hanya mengakhiri semua ini.
MATI..
Sepertinya hanya itu jalan satu-satunya yang tersedia baginya.
Setelah mati semua penderitaan dan beban hidupnya akan lenyap dan berakhir. Karena hanya orang matilah yang takkan merasakan sakit dan penderitaan.

Tekadnya sudah bulat. Dia melangkah dengan yakin, di wajahnya tidak terlihat expresi apapun,karena dia sudah siap mengakhiri hidupnya.

Yang ditujunya adalah lantai atas suatu gedung bertingkat. Disitulah jalan keluar baginya. Dia berjalan perlahan dan siap untuk melompat. Pandangannya kosong, dan senyum kegetiran menghiasi wajahnya,namun tak ada sedikitpun keraguan disana.

Beberapa langkah lagi dia akan melompat dan jatuh.

Namun ketika melangkah dia menyadari ada seseorang memandangnya. Dia berhenti dan membalikkan badannya.

Seorang wanita berada tak jauh darinya.
Memadangnya dengan heran dan berkata "Kamu ingin bunuh diri?"
Pria itu hanya menatapnya dan tetap diam.
Menyadari orang yang ditanya tidak memberikan reaksi apapun wanita itu menarik nafas dan berkata
"hm.. Aku tidak perduli apakah kamu hidup atau mati. Aku hanya ingin bertanya satu hal.. Apakah kamu pernah merasakan hidup?"
Wanita itu bertanya dengan datar tapi sorot matanya memandang tajam.
Pria itu tertegun dan tak mengerti maksud wanita tersebut. Tapi ia pun enggan untuk bertanya, jadi hanya tetap diam saja.
"Aku yakin kamu belum pernah merasakan hidup. Kalau belum pernah mengapa anda sudah berencana untuk mengakhiri hidup? Belum pernah hidup, tapi sudah mau mati. Sungguh bodoh.." Ucap wanita itu sambil berlalu pergi, tanpa sedikitpun memandang pria itu. Dia sepertinya memang tidak peduli dengan pria itu.

Pria itu hanya bisa tertegun dan tanpa terasa air mata menetes dipipinya.
Perkataan wanita tak dikenal itu menyadarkannya, seketika menempelaknya. Menggugah hati dan seketika angannya mengingat perjalanan hidupnya selama ini. Wanita itu benar. Dia belum pernah benar-benar "hidup".

Selama ini dia merasa orang paling malang. Dia merasa Tuhan tak pernah adil padanya, Tuhan tak pernah peduli dengannya. Tapi seperti apakah hidupnya? Dia terus berkutat dalam kemalangan dan penderitaannya, sampai-sampai dia tak pernah peduli dengan orang disekitarnya. Dalam pikirannya orang yang harus peduli dan mengerti dia. Selama perjalanan hidupnya tak ada suatu apapun yang bermakna yang pernah dia lakukan, bahkan dia sudah lupa kapan terakhir kali bersyukur dan berdoa pada Tuhan.
Air mata tak bisa berhenti menetes dari pelupuk matanya, dia merasa sangat malu dan berdosa pada Tuhan. Terbayang kembali tuntunan dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya, sesuatu yang selama ini tidak dia sadari dan tidak hargai.

Dia hapus air matanya dan berjalan meninggalkan tempat itu. Masih dengan lunglai, tapi kali ini matanya bersinar dan diwajahnya terlihat senyuman kecil penuh dengan kebahagian dan keoptimisan.

Dia siap kembali menjalani kehidupannya yang penuh liku dan penderitaan. Tapi kali ini tak ada perasaan takut dihatinya, karena dia tahu bahwa Tuhan berada bersamanya.

"Tuhan tak pernah lelah, Mengapa kita harus menyerah?"

20 Mei 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment